Kehidupan rumah tangga tidak akan lepas dari badai dan ombak, ia
menerjang silih berganti tiada henti. Kadang harus miring kekanan dan
kekiri, tak sedikit yang terhempas ketepi atau hancur di tengah samudra
nan sepi.
Tapi jangan berkecil hati, islam nan agung mengajarkan kita untuk
mempertahankan diri. Disaat badai meninggi dan angin kencang
menghampiri. Masih besar harapan untuk mempert ahankan keluarga.
Berikut ini tips dari seorang sahabat Abu Dzar Al Ghifari. Marilah
kita resapi dan renungi , semoga bermanfaat untuk keberlangsungan rumah
tangga nanti.
Rasulullah ` pernah bersabda kepada Abu Dzar : “Perkokohlah bahteramu
karena samudra ini amat dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan
ini amat panjang. Ikhlaskanlah amalmu karena pencatatmu sungguh amat
jeli” [ HR. Bukhori Muslim ].
Amal ibadah mempunyai 3 syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Lillah : hanya karena Allah Ta’ala.
2. Billah : bersama Allah Ta’ala, artinya mengikuti apa yang perintah Allah Ta’ala.
3. Illallaah : tujuan akhir hanya mencari keridhaan Allah Ta’ala.
Membangun sebuah rumah tangga muslim juga merupakan ibadah yang harus
memenuhi ketiga syarat tersebut. Dasar membangun rumah tangga adalah
keikhlasan karena perintah Allah Ta’ala dan mengikuti sunnah Rasulullah saw., bukan hanya ingin mendapatkan pasangan
hidup. Dalam pelaksanaannya pun seperti apa yang dicontohkan Rasulullahsaw. , bukan dengan cara-cara lain yang dilarang.
Sedangkan tujuan akhir dari pembentukannya adalah hanya untuk mencari
keridhaan Allah Ta’ala bukan kedudukan, harta atau keridhaan manusia.
Hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di atas telah
mensinyalir, bahwa samudra yang akan diarungi oleh bahtera rumah tangga
amatlah dalam dan perjalanannya pun amat panjang. Karena itulah perlu
adanya usaha ekstra, baik dalam mempersiapkan, memasuki gerbangnya dan
berjalan diatas keagungan nilainya.
Bagaimana Memperkokoh Bahtera ?
Kehidupan sebuah rumah tangga dapat diumpamakan sebagai sebuah
bahtera. Keselamatan bahtera itu sangat tergantung dari kewaspadaan para
penumpang diatasnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan
gambaran bagaimana seharusnya hidup bersama dalam berrumah tangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : "Perumpamaan
orang-orang yang menjaga batas-batas Allah swt dengan mereka yang
melanggarnya, bagaikan satu kaum yang menaiki sebuah bahtera. Sebagian
mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bawah. Mereka yang di bawah
jika ingin air (terpaksa) melewati orang-orang yang di atas, lalu
berkata, „Seandainya kita lubangi (bahtera ini) untuk mendapatkan air,
tentu kita tidak lagi mengganggu orang-orang yang di atas.” Jika orang
yang diatas membiarkan keinginan mereka yang di bawah, tentu semua akan
binasa. Jika mereka menghalanginya, mereka akan selamat dan selamatlah
semuanya.” (HR Bukhari dan Tarmidzi)
Dalam mengarungi samudra kehidupan kadang bahtera itu miring ke kiri
dan ke kanan. Satu saat tenang, dan di saat lain dihempas gelombang.
Untuk itulah sejak awal bahtera harus dipersiapkan dan diperkuat di
segala sisinya. Caranya ialah dengan selalu menjaga langkah agar tidak
keluar dari tujuan asasinya serta selalu menjaga keutuhan dan
kesejahteraan keluarga.
Musthafa Masyur mengungkapkan bahwa kesejahteraan keluarga bukanlah
terletak pada aspek fisik materi, tapi keterikatan anggota keluarga
dengan aqidah, ibadah, akhlaq dan pergaulan Islam, hingga seluruh
kehidupan terwarnai dengan identitas Islam secara utuh. Bagaimana
kehidupan yang islami, dapat kita lihat dari suri tauladan kita
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena Allah Ta’ala sendiri
telah menyatakan dalam Al-Qur’an
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah." (QS.33:21)
Kita mencontoh bagaimana Beliau shalat dan beribadah, makan, minum,
tidur, menjalin sillaturrahmi dengan para shahabatnya, dsb. Selain itu
ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dan dipersiapkan oleh pasangan
baru, yaitu :
1. Rumahku surgaku
Yaitu keluarga sakinah yang didalamnya terdapat ketentraman dan
ketenangan, baik bagi suami, istri ataupun anak-anak. Dimana
masing-masing berusaha melakukan perannya dengan sebaik mungkin dan
saling meringankan beban satu sama lain (bukan membebani).
2. Rumah adalah madrasah kecil
Yaitu adanya proses belajar mengajar. Semua anggota keluarga saling
mengisi dan memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada, bukan hanya
sekedar memaklumi. Faktor penunjang yang penting demi lancarnya proses
belajar mengajar ini adalah komunikasi dan sikap keterbukaan sesama
anggota keluarga, saling menasehati dan rela untuk dinasehati serta
berjalannya fungsi saling membantu antara suami istri.
3. Hiasi rumah dengan shalat, salam, doa dan tilawah Al-Qur’an
Ibadah-ibadah tersebut akan lebih terasa indah dan nikmat jika dilakukan
secara berjamaah. Hal inilah yang akan memberikan suasana islami yang
segar di dalam rumah.
Bagaimana Memperbanyak Bekal ?
Ilmu dan harta adalah dua bekal yang harus dipersiapkan sebelum
seseorang memasuki gerbang pernikahan. Bekal ilmu untuk persiapan mental
dan bekal harta untuk persiapan fisik. Mengapa harus dipersiapkan
sebelumnya ? Jodoh adalah ketentuan Allah Ta’ala yang kita tidak tahu
kapan datangnya. Jika kedua bekal tersebut sudah dipersiapkan dengan
baik sebelumnya, maka seseorang tidak akan menjadi „kelabakan” ketika
jodoh tiba di depan mata. Tanpa persiapan yang baik atau bahkan tanpa
bekal sama sekali hanya akan menimbulkan kesulitan kelak dalam kehidupan
rumah tangga. Namun dalam hal harta, bukan sedikit atau banyaknya
penghasilan yang didapatkan, tetapi nilai usaha dan barokah (kebaikan)
yang ada di dalamnya. Dalam hal ini Allah berfirman :
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. 24:32)
Hindarilah rasa ketakutan yang berlebihan (takut akan kemiskinan dan
kekurangan), karena itu adalah godaan syetan yang hanya akan menimbulkan
keputusasaan.
Dan sebagai muslimah, sebaiknya membekali diri dengan pendidikan
ketrampilan untuk dapat menyempurnakan kewajibannya dalam rumah tangga.
Misalnya ilmu tentang berrumah tangga, mengurus anak, tata boga, tata
busana, bagaimana mengelola ekonomi rumah tangga, perpustakaan rumah
dsb. Tujuan dari pembekalan ilmu tersebut adalah agar kelak ia tidak
canggung dalam menjalankan fungsinya sebagai istri bagi suaminya dan
sebagai ibu bagi anak-anaknya.
Bagaimana Mengihklaskan Amal ?
Dengan selalu mengingat,menjaga dan memelihara tujuan pembentukan
rumah tangga, yaitu mencari ridho Allah Ta’ala akan menghasilkan
keikhlasan dalam beramal.
Dasar dalam membangun rumah tangga adalah karena takwa kepada Allah
Ta’ala, yaitu adanya muroqobatullah (kesertaan Allah Ta’ala dalam setiap
gerak langkah), mengutamakan keridhaan Allah Ta’ala menjauhi
kebencianNya serta komitmen terhadap pengarahan Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah saw serta adanya keyakinan bahwa berrumah tangga adalah
ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah swt.
Takwa inilah yang akan
menghasilkan kebahagiaan dalam keluarga dimana masing-masing anggota
dalam keluarga berusaha menjalankan tugas dan kewajibannya untuk
menggapai ridha Allah Ta’ala.
Dan yang terakhir, kebahagiaan keluarga hanyalah bagi mereka yang
mendasarkan kehidupan keluarganya pada ibadah karena Allah Ta’ala.
link http://evisambi.wordpress.com/2011/04/15/bahtera-keluarga-muslim/
No comments:
Post a Comment